[Pojok Visual Novel] Shoujo Graffiti

Manusia cenderung mencoba mencari tempat pelarian ketika mendapatkan suatu masalah yang melebihi nalarnya. Begitu juga dengan Kitayama Ryou. Kehilangan kekasihnya, Chitose, membuat dirinya lepas kontrol dan kehilangan arah. Namun tulisan grafiti yang Ryou temukan di tempat tewasnya Chitose membawanya menyelam lebih dalam untuk mencari arti cinta dan seks yang sejati.
Shoujo Graffiti merupakan serial terakhir dari Shoujo Series yang kembali membawa cerita yang tidak jauh dari seks dan cinta seperti dua seri sebelumnya. Namun, Shoujo Graffiti membawa cerita yang lebih padat dan lebih rumit.
Setelah kehilangan kekasihnya, Chitose, Ryou seakan sudah tidak sanggup untuk membedakan antara suka dan kenikmatan seks. Sudah lama Chitose meninggal, tepatnya hampir setahun. Tapi, Ryou ogah untuk menjalin hubungan baru dengan perempuan lain, alih-alih lebih memilih untuk berhubungan badan dengan siapa saja yang menyukainnya. Karena, pada dasarnya Ryou cukup terkenal di kalangan perempuan satu sekolahnya. Kematian Chitose membuatnya Ryou harus terjebak dalam labirin penyesalan dan kesedihan
Tubuh mereka, membuat Ryou selamat
Beruntung, Ryou tidak memilih untuk bunuh diri. Perempuan perempuan yang tertarik dengannya cukup banyak, dan yang paling dekat adalah Ayashi Nana, teman akrab Chitose. Nana sudah bersetubuh dengan Ryou sejak Chitose meninggal. Namun, Nana tidak mau menjadi kekasih Ryou, atau lebih tepatnya merasa tidak layak.
Di tengah perjalanannya dengan Nana sebagai teman seks, Ryou bertemu dengan Kunimi Saya, teman satu kelasnya, anak paling pintar di kelas. Ryou tidak sengaja bertemu dengan Saya di tempat Chitose meninggal. Rasa curiga Ryou semakin bertambah, ketika melihat Saya berpenampilan sangat berbeda dibandingkan saat di sekolah.
Roda takdir seakan tidak mau berhenti berputar. Ketika semakin sibuk mencari petunjuk kematian Chitose di perpustakaan, Ryou bertemu Toushougu Akemi, teman yang dulunya akrab dengan Kunimi Saya. Tidak hanya itu, Akemi juga pernah satu sekolah dengan Chitose ketika SMP. Akemi tidak terlibat secara langsung dengan kematian Chitose, tetapi Akemi tahu apa yang mungkin terjadi di balik semua kejadian itu.
Kasus pemerkosaan dan pembunuhan berantai
Seandainya Chitose meninggal dengan wajar, mungkin Ryou tidak akan sampai tersesat dalam labirin kesedihan. Kenyataannya, Chitose terbunuh oleh salah satu anggota keluarga dari tiga Heroine yang terdapat dalam Shoujo Graffiti. Sayang sekali, dari mereka tidak ada yang buka mulut secara langsung. Karena, tiga perempuan tersebut secara tidak langsung memiliki hubungan yang saling memengaruhi satu sama lain. Sebagai manusia, keinginan untuk tidak merusak ikatan, dan tidak ingin melibatkan diri dalam masalah orang lain, membuat konflik semakin rumit.
Konflik yang rumit ini yang malah menjadi nilai tambah dalam Shoujo Graffiti. Cerita romansa SMA tidak sepenuhnya manis, juga tidak harus saling tikung-menikung. Cerita antara persahabatan yang dikalahkan oleh perasaan cemburu dan emosi, serta keinginan untuk selalu bersama dengan orang yang dicintai, disajikan dengan keseimbangan yang pas dalam Visual Novel keempat pure more ini. Mengesampingkan H-Scene yang mewah, cerita dibaliknya sangat menggugah rasa penasaran pemainnnya.
Bangkit dari depresi demi orang yang dicintai
Ketika seseorang depresi, sebagian besar orang akan mencari pelarian. Pelarian tersebut bisa berupa gim, makan banyak, mengurung diri, atau bahkan seks. Bagi Ryou yang kehilangan kekasihnya, perempuan yang ada di dekatnya menjadi semacam tumbal untuk melepaskan berbagai emosi yang timbul akibat depresi. Toh, mumpung ada yang mau.
Namun berkat salah satu Heroine, Ryou menyadari bahwa seks hanya akan menjadi penghibur sementara, karena masalah pokok, yaitu mengikhlaskan kepergian Chitose, belum dapat Ryou lakukan. Meski sudah meninggal, orang yang kita kasihi tersebut mungkin saja tidak mengharapkan kita untuk selalu merasa bersalah sehingga malah membuat diri sendiri semakin buruk.
Selain itu, ketika orang yang kita kasihi sudah tidak ada, akan lebih baik mencari target baru dan berusaha untuk bagian yang telah ditinggalkan oleh mereka. Tidak harus melupakan semuanya, jika merasa menyesal, tanggung beban itu dan berusaha lebih keras agar tidak terjadi keasalahan yang sama. Mungkin itulah pesan yang ingin disampaikan melalui Shoujo Graffiti
Shoujo Anthology
Shoujo Series merupakan karya serial perdana pure more yang berfokus pada pencarian makna asli dari cinta dan seks, yang mungkin bagi beberapa orang masih terkesan abu-abu. Untungnya, tiga judul yang dikeluarkan oleh pure more ini benar-benar semakin membaik dari waktu ke waktu. Konflik semakin dalam, perkembangan karakter yang semakin jelas, dan H-Scene yang semakin panas. Sehingga, Shoujo Series sangat direkomendasikan bagi teman-teman yang tidak risih dengan H-Scene, serta tertarik dengan cerita romansa yang sedikit pahit. Apalagi, seri terakhir, Shoujo Graffiti ini.
Pure more juga mengemas kembali ketiga judul Shoujo Series dalam Shoujo Anthology yang sudah dijual pada 2018 lalu. Sehingga bagi teman-teman yang ingin mengenal lebih dalam tentang cinta dan seks bisa menikmatinya dari seri pertama. Untuk ulasan dua seri sebelumnya dapat dibaca dalam artikel berikut;
[Pojok Visual Novel] Shoujo Activity
[Pojok Visual Novel] Shoujo Minority –Nagusame no Ai—
Data Visual Novel
Judul | Shoujo Graffiti |
Judul Asli | 少女グラフィティ |
Produksi | pure more |
Tanggal Rilis | 28 Maret 2018 |
Situs Resmi | http://www.moresoft-info.jp/puremore/shoujograffiti/ |
Patch | Tidak Ada |
Versi Trial
Unduh Versi Trial
Video Pembuka
*Semua gambar/video dalam artikel ini merupakan milik dari pure more sebagai pemegang hak cipta
0 Comments
[Heroine Story] Toshougu Akemi – HERO Soft · 18/09/2019 at 7:59 pm
[…] [Pojok Visual Novel] Shoujo Graffiti […]